SEL - BIOLOGI
SEL
Apa yang anda ketahui tentang sel? Bagaimanakah struktur sel? Sel merupakan satuan terkecil yang menyusun semua organisme. Karena sel merupakan satuan terkecil dari organisme, maka kita butuh mikroskop untuk melihatnya. Sel yang menyusun organisme dapat terdiri atas satu sel (uniseluler) atau banyak sel (multiseluler).
Pada organisme unisel sendiri, tubuhnya terdiri atas satu sel sehingga seluruh kegiatan hidupnya dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Contohnya pada, Amoeba, Paramecium Bakteri, Virus, dan lain-lain.
Pada organisme multisel, tubuhnya tersusun atas banyak sel yang mempunyai fungsi masing-masing. Setelah mempelajari bab tersebut, kalian akan mengetahui struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan, mari ikuti pembahasan berikut ini.
Istilah sel pertama kali digunakan oleh Robert Hooke, kirakira 300 tahun yang lalu, untuk ruang-ruang kecil seperti kotak yang dilihatnya pada waktu ia mengamati sebuah gabus dan bahan tumbuhan lain di bawah mikroskop.
Kemudian, pada tahun 1839, fisiologiwan Purkinye memperkenalkan istilah protoplasma bagi zat hidup dari sel tersebut. Istilah dari protoplasma Purkinye tidak memberi pengertian kimiawi dan fisik yang jelas, tetapi dapat digunakan untuk menyebut semua zat yang terorganisasi dalam sel.
Dalam tahun yang sama, yaitu tahun 1839, seorang botaniwan Matthias Schleiden dan zoologiwan Theodor Schwann dari Jerman, membuktikan bahwa sel hidup berisi cairan sitoplasma untuk segala aktivitas dasar pada makhluk hidup.
Pembuktian tersebut berkembang menjadi teori sel yang menyatakan bahwa semua tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel, yakni unit dasar dari kehidupan. Ada beberapa jenis makhluk hidup yang tubuhnya hanya terdiri dari satu sel.
Meskipun hanya terdiri dari satu sel, makhluk hidup tersebut dapat melakukan semua fungsi kehidupannya. Organisme ini juga memiliki ciri-ciri sebagai makhluk hidup, misalnya makan, tumbuh, dan respons terhadap rangsangan yang ada.
Selain makhluk hidup bersel satu, terdapat banyak makhluk hidup lainnya yang tubuhnya terdiri atas banyak sekali sel. Masing-masing selnya memiliki bentuk dan fungsi yang yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa sel adalah unit dasar struktural dan fungsional dari kehidupan.
Sel terdiri atas tiga bagian utama, yakni selaput plasma atau membran sel, sitoplasma, dan juga organel-organel sel. Antar bagian-bagian sel tersebut terdapat sebuah koordinasi sehingga keseluruhannya secara bersama-sama menyusun sistem yang kompak.
Pada tubuh makhluk hidup yang terdiri atas banyak sel, sel-sel yang mempunyai bentuk sama berkelompok untuk melakukan satu fungsi tertentu, disebut dengan fungsi jaringan.
Satu kelompok jaringan hanya dapat digabungkan menjadi satu organ. Organ-organ ini bergabung membentuk sebuh sistem organ, misalnya sistem pencernaan dan sistem saraf. Sistem organ bekerja sama membentuk sebuah individu.
Dalam
keadaan tertentu beberapa jaringan bergabung dan membina organ seperti
kelenjar, pembuluh darah, kulit dal lain-lain. Di alam ini kita dapat membagi
sel ke dalam dua kelompok, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Istilah
prokariotik, dibangun dari kata pro dan karyon. Pro, artinya sebelum dan kryon,
artinya inti. Jadi sel prokariotiiik artiya ”sebelum inti”. Ini mengandung pengertian
bahwa sel prokariotik bukannya tanpa inti, melainkan memiliki materi genetik
yang tersebar di dalam sitplasmanya. Eukariot dibangun dari kata Eu da Karyon. Eu,
berarti sungguh dan karyon berarti inti. Jadi sel eukariotik adalah sel-sel
yang telah memiliki inti sel, atau sel yang memiliki materi inti yang
terorganisasi dalam suatu selaput, sehingga inti selnya tampak jelas (Sumardi
dan Marianti, 2007).
Telah
diketahui bahwa semua organisme hidup di bumi sekarang berasal dari sel tunggal
yang lahir 3.500 berjuta-juta tahun yang lalu. Sel purba ini digambarkan dengan
suatu selaput di sebelah luar, salah satu peristiwa yang rumit yang memimpin
penetapan hidup di atas bumi.
Molekul
organik sederhana tersebut mungkin telah diproduksi dalam kondisi-kondisi yang
memungkinkannya hidup dan lestari di bumi dalam status awal hidpunya (kira-kira
selama milyaran tahun pertamanya).
§
Sel
Prokariot
Yang termasuk di dalam
golongan sel-sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau-biru atau
Cyanobacteria.
Pada bakteri bagian
dalam membran plasma terdapat sitoplasma, ribosom dan nukleoid. Sitoplasma
dapat mengandung vakuola, vesikel (vakuola kecil) dan menyimpa cadangan gula
komplek atau bahan-bahan organik. Ribosom terdapat bebas di dalam sitoplasma
dan tempat terjadinya sintesis protein.
§
Sel
Eukariot
Sel-sel
eukariotik memiliki struktur yang lebh maju dari pada sel-sel prokariotik. Sel
pada umumnya terlihat sebagai massa yang jenih dengan bentuk yang tidak
teratur, dibatasi oleh sutu selaput dan ditengah-tengahnya tedapat bangunan
yang lebih pucat yang bentuknya bulat, disebut nnukleus atau inti sel.
Jadi
secara umum sel itu dibina oleh selaput atau membran sel, plasma sel, dan inti
sel. Di bawah dapat dilihat struktur sel eukariotik (sel hewan dan sel
tumbuhan).
Ø
Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu
selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini
tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah:
Protein – Lipid – Protein Þ Trilaminer Layer
Lemak bersifat
Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut
dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau
Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat
memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini
adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain. Khusus
pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi
yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding
sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa
tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat
terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan
lain-lain
Selain itu pada dinding
sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit
sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya
hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Ø
Sitoplasma
dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam
sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel
dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu
digunakan Organel Sel.
Penyusun
utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah
benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
Adapun organel-organel pada sel tumbuhan adalah sebagai berikut :
A. Dinding
Sel
Sel
tumbuhan dipisahkan oleh dinding sel yang transparan.Dinding sel adalah
struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar.
Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur),
dan alga, meskipun struktur penyusun dan kelengkapannya berbeda.
Dinding
sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding sel
dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur
dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam
sel.
Dinding
sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan organisme. Pada
tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh polimer karbohidrat
(pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun penting).
Pada
bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi
memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga
terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).
B. Vakuola
Vakuola
merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan
bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
Pada
sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga
seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian
tepi dari sel. Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan
karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga
konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi
karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel.
Dalam
vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses
metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang
efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimi
C. Plastida
Plastida
adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Organel ini
paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat
berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai
bentuk:
§
proplastida, bentuk belum “dewasa”
§
leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung
pigmen, ditemukan terutama di akar
§
kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen
klorofil, ditemukan pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya
§
kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen
karotena, ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
§
amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung
butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan
energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta
biji.
§
elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung
tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti
endospermium (pada biji)
§
etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan
bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat
segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu
mendapat cukup pencahayaan.
Plastida
adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat
fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
Secara
evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel
eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis
ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida dianggap
terjadi lebih kemudian.
D. Kloroplas
Kloroplas
atau Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas
berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila
ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang
lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan
posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya.
Pada
ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring,
seringkali disertai pirenoid.
Kloroplas
matang pada beberapa ganggang , biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri
dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan
pembelahan proplastid di daerah meristem.
Secara
khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma homogen,
di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam sejumlah
grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung
bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid menyimpan
pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam
fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait dengan
lamela intergrana yang bebas pigmen.
Prokariota
yang berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu
terletak bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk
yang beragam pula. Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein,
termasuk ribosom dari tipe prokariotik.
Struktur
Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan
bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat
sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat
protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara
membran luar dan membran dalam.
Bagian
dalam kloroplas mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya
reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat
terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran
tilakoid). Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman
C3 adalah padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai
(Glycine max), dan kentang (Solanum tuberosum). Pada tanaman C4, kloroplas
terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah jagung
(Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum).
Genom
Kloroplas Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri
fotosintetik menjadi organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024
pasang nukleotida serta mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung
gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk pembentukan ribosom.
Genom
kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu penyandi ribulosa biphosphate
carboxylase. Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak 60 protein.
2/3nya diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara 1/3nya
diekspresikan dari genom kloroplas
E. Nukleus
Nukleus
ini umumnya paling mencolok pada sel eukariotik. Rata-rata diameternya 5 µm.
Nukleus memiliki membran yang menyelubunginya yang disebut membran atau
selubung inti. Membran ini memisahkan isi nukleus dengan sitoplasma.
Membran
atau selubung inti merupakan membran ganda. Kedua selubung ini masing-masing
merupakan bilayer lipid dengan protein yang terkait. Membran ini dilubangi oleh
beberapa pori yang berdiameter sekitar 100 nm. Pada bibir setiap pori membran
dalam dan membran luar selubung nukleus menyatu. Pori-pori ini memungkinkan
hubungan antara nukleoplasma (cairan inti) dengan sitoplasma (cairan sel).
Selain
pori, sisi dalam selubung ini dilapisi lamina nukleus dengan susunan mirip
jaring yang terdiri dari filamen protein yang mempertahankan bentuk nukleus.Di
dalam nukleus terdapat:
1.
Nukleolus (anak inti), berfungsi mensintesis berbagai
macam molekul RNA (asam ribonukleat) yang digunakan dalam perakitan ribosom.
Molekul RNA yang disintesis dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma,
kemudian semuanya bergabung membentuk ribosom. Nukleolus berentuk seperti bola,
dan memalui mikroskop elektron nukleolus ini tampak sebagai suatu massa yang terdiri
dari butiran dan serabut berwarna pekat yang menempel pada bagian kromatin.
2.
Nukleoplasma (cairan inti) merupakan zat yang tersusun
dari protein.
3.
Butiran kromatin, yang terdapat di dalam nukleoplasma.
Tampak jelas pada saat sel tidak membelah. Pada saat sel membelah butiran
kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom.
Kromosom mengandung DNA (asam dioksiribonukleat) yang berfungsi menyampaikan
informasi genetik melalui sintesis protein.Secara umum, Nukleus bertugas mengontrol
kegiatan yang terjadi di sitoplasma. DNA yang terdapat di dalam kromosom
merupakan cetak biru bagi pembentukan berbagai protein (terutama enzim). Enzim
diperlukan dalam menjalankan berbagai fungsi di sitoplasma.
F. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah
organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.Retikulum Endoplasma
merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. Di sekitar Retikulum
Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau cytosol.
Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi
dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini
berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.Pada
bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau
ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di
dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough
Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah
untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya.
Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan
biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Fungsi Retikulum Endoplasma
Menjadi
tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan
dari RE dan menuju ke sitosol
§
Memodifikasi protein yang disintesis oleh
ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari
sel.(RE kasar)
§
Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di
hati(RE kasar dan RE halus)
§
Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE
yang ada di dalam sel-sel hati.
§
Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang
satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
G. Ribosom
Ribosom ialah organel kecil dan padat dalam selyang berfungsi
sebagai tempat sintesis protein. Ribosom berdiameter sekitar 20 nm serta
terdiri atas 65% RNA ribosom (rRNA) dan 35% protein ribosom (disebut
Ribonukleoprotein atau RNP). Organel ini menerjemahkan mRNA untuk membentuk
rantai polipeptida (yaitu protein) menggunakan asam amino yang dibawa oleh tRNA
pada proses translasi. Di dalam sel, ribosom tersuspensi di dalam sitosol atau
terikat pada retikulum endoplasma kasar, atau pada membran inti sel.
H. Sentriol
Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya
ditemukan pada sel hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan
letaknya dekat membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel
ini akan memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat
terjadi pembelahan sel. Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua
sentriol (sepasang sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana
nantinya tiap sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang
membelah. Pada siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri
dari tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
I. Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel
ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh
yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki
10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan
Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan
patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
beberapa fungsi badan golgi antara lain
:
1.
Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi
terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan
bahan-bahan lain.
2.
Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi
sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
3.
Membentuk dinding sel tumbuhan
4.
Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada
spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan
lisosom.
5.
Tempat untuk memodifikasi protein
6.
Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk
sekresi sel
7.
Untuk membentuk lisosom
J. Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran
yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan
intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh
Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel
ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase.
K. Mitokondria
Mitokondria (mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau
kondriosom (chondriosome) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi
sel makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan
membran luar dan lapisan membran dalam. Lapisan membran dalam ada dalam bentuk
lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae. Di dalam Mitokondria
terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat
ditemukan. Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung,
hati, dan otot.
L. Badan Mikro
(Peroksisom & Glioksisom)
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal.
Peroksisom berisi berbagai enzim dan yang paling khas ialah enzim katalase.
Katalase berfungsi mengkatalisis perombakan hydrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida merupakan produk metabolism sel yang berpotensi membahayakan sel.
Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Peroksisom
terdapat pada sel tumbuhan dan sel hewan. Pada hewan, peroksisom banyak
terdapat di hati dan ginjal, sedang pada tumbuhan peroksisom terdapat dalam
berbagai tipe sel.
Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel Hewan
1.
tidak memiliki dinding sel
2.
tidak memiliki plastida
3.
memiliki lisosom
4.
memiliki sentrosom
5.
timbunan zat berupa lemak dan glikogen
6.
bentuk tidak tetap
7.
pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit
Sel Tumbuhan
1.
memiliki dinding sel dan membran sel
2.
umumnya memiliki plastida
3.
tidak memiliki lisosom
4.
tidak memiliki sentrosom
5.
timbunan zat berupa pati
6.
bentuk tetap
7.
memiliki vakuola ukuran besar, banyak
Sumber: buku biologi kelas XI & alysa raisa nadya
Komentar
Posting Komentar